P&O Cruises tengah hadapi gugatan class action yang akan segera diajukan terkait tuduhan penggunaan taktik “predator” untuk memikat penumpang berjudi di kasino. Sang operator kapal pesiar Inggris pun diduga telah melakukan penahanan penumpang di atas kapal secara ilegal pada saat penumpang-penumpang ini tidak bisa membayar hutang, ujar berita dari Daily Mail.
Di bulan Mei 2024 lalu ada seorang ayah tiga anak asal Australia yang bernama Shane Dixon (45) meninggal dunia usai nekat terjun ke laut ketika pelayaran berlangsung. Ia melakukan pelayaran itu bersama ibu dan saudara laki-lakinya di Pacific Adventurer kembali ke Pelabuhan Sydney.
Dixon yang diketahui baru bercerai beberapa waktu lalu sedang mengalami kesulitan keuangan, bahkan di kasino kapal ia menghabiskan sekitar AU $ 9.000 (US $ 5.800) untuk perjalanannya selama tiga hari. Anggota keluarganya sudah memesan kapal pesiar sebagai bentuk hiburan usai kehilangan ayah dan saudara laki-laki Dixon.
Kasino P&O Cruises Dibanjiri Kritik
Sejak kematian Dixon, Carter Capner Law merupakan firma hukum Australia akan segera mengajukan gugatan tersebut yang memang telah dibanjiri dengan kritik dari para calon pengadu.
Peter Carter selaku direktur perusahaan mengaku bahwa P&O Cruises telah melakukan modifikasi praktik usai publisitas negatif yang muncul dari kejadian tersebut. Ia mengatakan operator kapal pesiar masih memberi insentif ke penumpang untuk bisa melakukan taruhan di kasino dengan menawarkan tunjangan dan opsi kredit melebihi limit untuk bisa membayar kembali.
Ada salah satu pengadu potensial yang mengatakan P&O memberikan izin untuk menghabiskan perjudian sebesar AU$6.000 (US$4.000) selang beberapa hari setelah meninggalnya Dixon, di mana ia diketahui hanya punya AU$2.000 di rekening pribadinya.
Penumpang ini menjelaskan ia tidak menghitung seberapa besar kerugian, namun kasino hanya mengambil uang yang ada di rekeningnya saja jadi tidak ada diskusi seputar kredit. Ketika kapal pesiar ini tiba kembali di Sydney, ia pun ditahan di atas kapal selama tiga jam. Ia hanya diizinkan untuk pergi usai memberikan ancaman akan melompat ke laut dan berenang menuju pantai.
Pelanggaran Hukum
Penumpang lainnya mengaku tergoda untuk berjudi di kasino tersebut karena tawaran pelayaran gratis, makan malam gratis, alkohol tanpa batas, dan batas kredit AU $ 5.000 per hari. Promo ini ditawarkan walaupun P&O Cruises tahu pelanggan sebelumnya telah punya hutang terkait perjudian dengan perusahaan pelayaran sebelumnya, laporan The Mail.
Pada saat ia mencoba untuk turun, ia diinformasikan bahwa ia tidak bisa pergi hingga hutang sebesar AU $ 25.000 (US $ 16.000) dibayarkan. Ia hanya diizinkan ke darat jika sudah menandatangani surat pernyataan hutang.
Carter mengatakan tindakan tersebut tidak masuk akal, praktik ini mencegah penumpang dan keluarga mereka meninggalkan kapal, mereka melakukan interogasi di pelabuhan Australia untuk. Upaya pembayaran hutang di kasino dengan cara tersebut telah melanggar hukum.
Atas kejadian ini P&O Cruises direncanakan akan berganti nama menjadi Carnival Cruise Line di 2025 ini.
Tinggalkan Balasan