Kontroversi terjadi antara Malaysia dengan Meta terkait iklan judi online, bagaimana dampak untuk kedua pihak ke depannya?
Pejabat Malaysia dijadwalkan akan bertemu dengan eksekutif Meta untuk membahas maraknya iklan judi online ilegal di media sosial Facebook. Pada 22 September 2025 lalu, Datuk Fahmi Fadzil selaku Menteri Komunikasi Malaysia nantinya bertemu perwakilan Meta (induk perusahaan Facebook) untuk menyoroti meningkatkan iklan judol di platform tersebut.
Pertemuan Malaysia dan Meta untuk Bahas Iklan Judi Online
Berbicara ke wartawan di hari Minggu, Fahmi mengatakan bahwa:
“Sebagian besar konten yang telah dihapus di Facebook merupakan iklan judi online dan unggahan yang berhubungan dengan perjudian.”
Namun, ia juga menambahkan bahwa Facebook seakan gagal memblokir penggunaan kartu kredit yang digunakan untuk pembayaran berbagai iklan judol alias judi online tersebut.
“Kalau ada sebuah iklan judi online yang dibayar menggunakan kartu kredit sedangkan Facebook tahu bahwa konten tersebut dilarang di Malaysia, sudah seharusnya pemblokiran akun dilakukan” tambah Fahmi. Namun pihak Facebook dianggap menolak hal tersebut.
Walau demikian, Fahmi mengatakan bahwa ini game bersifat “konstruktif”, ia menegaskan:
“Kami telah memilih jalur dialog bukan tindakan hukuman. Kami tidak ada niatan untuk melarang maupun menutup Facebook. Lantaran banyak orang yang sudah mendapatkan manfaat sosial serta ekonomi dari salah satu platform Meta ini.”
“Meski demikian kami tidak bisa membiarkan para penjahat di balik iklan judi online memanfaatkan platform tersebut untuk keuntungan pribadi atau melakukan kejahatan secara digital” ujarnya.
Akses Mudah dan Generasi Digital Dorong iGaming
Ada sekitar 65% warga Malaysia beragama Islam yang melarang segala aktivitas perjudian maupun taruhan. Berdasarkan laporan dari National Institute for Biotechnology Information (NIBI) di Amerika Serikat, masyarakat Malaysia keturunan India dan Tionghoa cenderung lebih sering menjalankan perjudian dan mengalokasikan lebih banyak uang demi memainkan game tersebut.
Opsi judi ilegal di Malaysia memang terbatas di lotere, taruhan pacuan kuda, dan di negara itu hanya ada satu kasino resmi bernama Resorts World Genting di Kuala Lumpur. Tapi, perjudian ilegal diakui lebih menarik banyak orang karena beroperasi tanpa pengawasan dari pemerintah dan pihak berwajib.
Contohnya di tahun 2018 lalu, lotere ilegal menghasilkan uang sebesar 60% lebih banyak pendapatan jika dibandingkan dengan 6 operator ilegal yang digabungkan menurut NIBI. Tren sejenis bisa kita lihat juga di igaming. Walaupun ilegal, nyatanya judi online begitu mudah diakses oleh semua orang (bahkan anak di bawah umur sekali pun), dan operator luar negeri bersedia memproses transaksi dengan mata uang negara Malaysia yaitu Ringgit.
Berdasarkan pandangan dari Complete Sports, igaming Malaysia memang meningkat begitu pesat berbeda dengan sebelum-sebelumnya, tentu hal tersebut tidak terlepas dari penggunaan internet, smartphone, dan anak muda penggemar olahraga.
Masyarakat Malaysia dikenal sebagai penggemar berat olahraga, badminton dan Liga Inggris jadi favorit mereka ketika menjalankan taruhan.
Meta Lepas Tanggung Jawab Soal Kepatuhan?
Di bulan Juli 2025 lalu, Meta resmi mengumumkan akan lebih memperketat aturan terkait iklan judi online yang berseliweran di Facebook dan Instagram. Lewat kebijakan resminya ini, Meta menyatakan bahwa pihak pengiklan yang mendapatkan izin untuk satu yuridiksi dan jenis perjudian bisa menargetkan wilayah lain di mana mereka bisa memberikan lisensi atau secara hukum bisa diizinkan, kecuali pasar yang tidak didukung dan salah satunya Malaysia.
Namun, Meta juga menambahkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas bagaimana akun iklan yang telah berizin dan patuh terhadap regulasi hukum perjudian di negara tersebut.
Di sisi lain Komisi Pengelolaan Perjudian Komersial Malaysia secara independen terus berusaha memberantas promosi dan iklan judi online. Berdasarkan laporan dari Malay Mail, ini jadi langkah dalam bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan keamanan daring.
“Kita memiliki kemampuan dalam membuat internet lebih aman, terutama untuk keluarga dan pastinya anak-anak” tambah Fahimi.
Menjadi bagian dari Kampanye Internet Aman Malaysia yang diluncurkan pada Januari 2025 lalu, pemerintah Malaysia diketahui telah mengunjungi lebih dari 2.600 sekolah di seluruh Malaysia. Ditargetkan kampanye ini pada 2026 bisa menjangkau 10.000 sekolah.
Tinggalkan Balasan